Valkyrie

Pembuka dari segala hal yang tertutup.

Hidup Bersama

Hidup akan lebih berarti apabila kita bermanfaat bagi yang lain.

Bahagia

Kebahagiaan itu sebenarnya mengikuti kemana kita pergi.

Bercahaya

Tebarkan cahaya sebanyak-banyaknya sebelum gelap datang.

Tuhan Tempat Kembali

Tiada lagi yang mampu berkehendak dan memberi, selain Tuhan Yang Maha Kuasa.

Pages

Jumat, 28 Oktober 2011

Operating System

Hai Friends, kali ini saya pengen share sedikit aja tentang operating system (OS) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut Sistem Operasi. Sistem operasi adalah perangkat lunak yang digunakan untuk memproses sistem yang difasilitasi oleh Hardware atau perangkat keras. Ilustrasinya, Sistem Operasi adalah sebuah ruh dalam dalam komputer. Seandainya Hardware itu adalah bagian-bagian tubuh yang membangun badan kita secara utuh, akan tetapi Sistem Operasi adalah ruh yang menggerakkan badan kita untuk melakukan aktivitas.

Cara kerja sistem operasi apabila dijelaskan secara mendetail akan membutuhkan banyak waktu dan istilah-istilah khusus untuk menjelaskan proses bekerjanya sistem operasi. Apabila boleh digambarkan secara mudah, Sistem Operasi sudah dibangun secara khusus untuk menggerakkan hardware yang ada di dalam komputer. Jadi cara sistem operasi bekerja adalah menggunakan perintah-perintah khusus (Command) yang sudah terprogram khusus untuk menjembatani kinerja hardware dengan fitur-fitur yang ada dalam sistem operasi tersebut. Jadi, ruh adalah esensi dari tubuh manusia; begitu dengan komputer, sebuah komputer tak bisa bekerja tanpa ruh atau sistem operasi. Contoh dari sistem operasi untuk komputer adalah Windows (yang paling umum di Indonesia), Machintos (Apple menggunakan sistem operasi ini), Safari, dll. Untuk Handphone pun ada sistem operasi tersendiri seperti Android, Symbian, Blackberry OS, dll.

Nah, teman-teman mungkin informasi yang saya bagi disini masi sangat terbatas. Dan semoga ini dapat membantu teman-teman sekalian dalam memahami sistem operasi secara lebih mudah.

Salam Luar Biasa!!!

Pandu Prasodjo


Kamis, 27 Oktober 2011

Sepenggal Cerita dari Jakarta

"Hari ini aku merasa sedikit lega karena aku sudah bercerita dengan ibuku di sini. Aku bercerita tentang keluh kesahku tentang perasaanku dalam ruang lingkup pekerjaanku. Walaupun masalah yang aku hadapi belum selesai, paling tidaklah aku meraasa lebih plong dan lebih ringan.

Kalau boleh aku bercerita, di tempat kerjaku aku seorang yang senang akan apa yang aku lakukan walaupun itu sesungguhnya bukan kewajibanku. Aku hanya merasa senang saja, tidak lebih. Tanpa memikirkan bayaran apa yang akan aku dapatkan atau imbalan serta pujian apa yang akan aku dapatkan. Aku tidak pernah berpikir sampai ke arah sana karena aku senang dan aku ingin terus berkembang. Tapi munkin ada saja orang yang melihat bahwa saya seorang yang cari muka, atau ingin menonjol di depan atasan, atau ingin pamer dan bayak lagi sangkaan negatif dari mereka.

Sesungguhnya aku tak mempermasalahkan hal tersebut, tapi aku seolah olah selalu diawasi tindak tandukku seakan mereka akan siap menerkamku bila ada kesalahan-kesalahan yang akan kuperbuat. Tapi aku tidak boleh berpikir negatif, karena berpikir secara negatif akan membuat aura kita dan pola pikir yang akan kita sampaikan menjadi negatif pula. Oleh karena itu, saya memilih untuk selalu berpikir positif bahwa apa yang kualami ini harusnya menjadi titik dimana aku harus dekat dengan mereka dan lebih banyak berkomunikasi dengan mereka.

Ada benarnya bila kita seharusnya tidak mencampur adukkan kegiatan keluarga dengan pekerjaan. Mungkin ini salah satu sebab adanya permasalahaan ini. Ini bisa jadi benar karena saya sangat nyaman ketika saya berkomunikasi dan berinteraksi dengan rekan kerja saya yang benar-benar saya anggap sebagai ibu saya. Mungkin ini kesalahan saya yang mana saya tidak bisa menempatkan diri saya dalam kondisi yang pas. Tetapi saya sungguh mencitai keluarga saya disini walaupun, menurut saya, mereka bukan keluarga sedarah daging akan tetapi kedekatan kami apa layaknya keluarga yang sesungguhnya."


Cerita ini saya buat ketika saya masih belajar bekerja di Jakarta. Kejadian ini saya lupa tepatnya kapan akan tetapi seingat saya bulan Maret - April. Saya sungguh senang dan terharu bila membaca lagi kejadian-kejadian ini. Terima kasih kepada semua pihak yang membuat saya lebih dewasa lagi dan cerita ini saya buat   berdasarkan perasaan saya saja serta tidak ada niatan menyinggung pihak manapun. I LOVE YOU ALL...

Salam Luar Biasa!!!

Pandu Prasodjo


Ego Boundaries

Seiring pertumbuhan fisik, pertumbuhan psikis kita juga berturut serta berdampingan dalam membangun personality. Personality inilah yang membangun kita menjadi sosok manusia yang dewasa yang utuh. Setiap manusia dibentengi oleh ego, ego melindungi kebutuhan pribadi seseorang yang mana orang tersebut akan menggunakan ego tersebut dalam mementingkan kebutuhan pribadi.

Apabila dikaitkan dengan pembelajaran bahasa; saya ambil contoh komparatif antara young learner dan adult learner dalam acquiring English. Apabila dua orang tersebut (sebut saja mereka ayah dan anak) dilepas ke English society, telah dibuktikan bahwa dalam kurun waktu dua sampai tiga minggu si anak dapat berbicara dengan lancar sedangkan sang ayah hanya menggunakan bahasa target dalam jumlah yang sangat terbatas. Disinilah letak ego boundaries, semakin dewasa manusia makin tebal akan pertahanan egonya. Berbanding terbalik dengan anak kecil yang mana pertahanan egonya masih sangat fleksibel.

Konkritnya, baik manusia dewasa dan anak-anak sesungguhnya memiliki kemampuan dalam menguasai bahasa target yang hampir sama, akan tetapi manusia dewasa harus "menipiskan" ego boundaries mereka agar penguasaan bahasa target lebih mudah tercapai.

Nah, saudara-saudara kurang lebihnya tentang Ego Boundaries. Terima kasih... C u next time...

Salam Luar Biasa!!!

Pandu Prasodjo


Rabu, 12 Oktober 2011

Learning and Learning

Rabu, katanya sih hari yang penuh pressure dikarenakan presentasi dan tugas yang mana (katanya) dosennya luar biasa perfeksionis. Tapi syukurlah hari ini ketika saya presentasi, dosen tersebut (killer,red), tidak dapat hadir dikarenakan ada keperluan ke luar kota. Bersyukur atau tidak ya... hehehehe...

Hari ini sih, presentasi saya sebenarnya tentang komparasi antara dua metodologi tapi saya rasanya lebih pas berbagi tentang basic learning. Pada dasarnya sebelum kita memberi suatu pembelajaran, kita harus mengetahui akan empat hal. Yang pertama, Entry Behavior, yakni sejauh mana pengetahuan akan hal yang akan dipelajari yang dimiliki oleh pelajar atau murid. Kemudian Goal, yakni tujuan dari pembelajaran tersebut. Method of Training, Metode apa yang akan guru gunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Evaluation of Procedure, Evaluasi yang harus dilakukan guru setelah proses pembelajaran usai.

Hari ini cukup membuat kepala saya penuh juga dan panas juga rasanya. Saatnya istirahat deh sekarang, Farewell... ^^

Salam Luar Biasa


Pandu Prasodjo

Senin, 10 Oktober 2011

Dulce et Utile

Senin, hari kuliah yang jadwalnya paling padat. Padat bukan karena banyaknya presentasi atau tugas-tugas yang harus dikumpulkan akan tetapi padat dengan ilmu yang harus saya serap dan internalisasi. Luar biasa, ilmu pengetahuan mengalir deras bagaikan mandi di bawah air terjun. Saya cinta dunia ini, dunia yang penuh aliran ilmu.

Hari ini beberapa mata kuliah dilewati karena ada kuliah umum oleh Prof. Dr. Utami Widiati dari Universitas Negeri Malang. Beliau memaparkan tentang Strategic Issue in English Teaching. Beliau lebih fokus memaparkan tentang Second Language Aquisition (SLA) dan betapa besarnya dan banyaknya challages dalam SLA yang bisa dijadikan topik permasalahan dalam penulisan thesis. Kuliah umum ini makin membuka filter otak saya dalam menangkap informasi yang akan saya terima. Salah satu hal penting yang bisa dijadikan pelajaran dari kuliah umum ini adalah otak manusia memiliki "Internal Processor". Internal prosesor adalah pengolah data yang berada dalam otak manusia, dalam internal processor memiliki tiga bagian yaitu FILTER, ORGANISER, dan MONITOR. Apa itu??? lebih baik kita bicarakan pada artikel yang lain ya... maaf ya... hehehe... (males nulis mode: on)

Diakhir hari senin ini ada kuliah tentang Kesusastraan. Disinilah saya mendapat pengetahuan tentang Dulce et Utile. Dulce yang berasal dari bahasa latin bermakna Enjoyment dan Utile yang bermakna Usefulness. Dalam setiap karya sastra pastilah ada dua hal pokok tersebut; enjoy dan useful. Enjoy bisa bermaknya dalam karya sastra yang dibawakan pasti ada hiburan tersendiri (artistic insight).  Usefulness merupakan hal yang tersirat dan tersurat dalam karya sastra tersebut, bisa berupa pesan, sindiran, opini, pernyataan, dan penyampaian rasa akan hal yang ingin disampaikan penulis.

Wah, maaf apabila saya terkesan sotoy dalam hal kesusastraan. Selalu berikan saya kritik dan saran akan apa yang saya tulis. Blog pribadi ini saya desain sebagai tempat curahan kepenuhan otak saya, jadi maafkan saya apabila banyak kesalahan-kesalahan saya. Terima kasih para pembaca. Sekian

Salam Luar Biasa

Pandu Prasodjo

Jumat, 07 Oktober 2011

Yang Penting Legowo

Orang Jawa itu terkenal sensitif, ini murni dari hasil renungan saya sendiri sih tapi belum dibuktikan dengan pengamatan tertentu, dan legowo. Legowo itu pasrah dengan apa yang telah diterima pada saat ini atau lebih tepatnya "mudah bersyukur". Walaupun kadang dengan sifat Legowonya itu orang Jawa jadi merasa mudah sungkan, mudah merasa tidak enak, dan yang paling penting menjadi manusia yang rendah hati. Bersyukurlah bagi orang-orang yang Legowo, siapapun anda dan dari manapun anda berasal, anda adalah manusia yang  benar-benar menjadi "orang Jawa".

Saya mau sedikit bercerita tentang kejadian yang saya alami kemarin maghrib pas setelah pulang dari kerja, saya sampai di kos. Kejadian ini sebenarnya bukan saya alami secara fisik akan tetapi via sms dan berdampak pada psikologis saya sebagai "orang Jawa". Anggap saja saya sedang mencoba mengungkapkan perasaan yang saya pendam kepada seseorang. Dari awal saja balasan sms yang saya terima kurang pas di hati saya, maklum saya orang Jawa ( ini jurus ngeles saya yang sedang ngetren... hehehe :p ), tiap kata yang ada di sms tersebut sangatlah offensif dan tak mencerminkan tata krama dalam berbahasa. Tata bahasa yang saya dapat darinya mencerminkan saya itu seolah-olah...... (ah, tak sampai hati saya ngomongnya). Akhirnya saya berkesimpulan bahwa usaha positif saya ditanggapi dengan negatif (sekali ), tak apalah yang penting saya sudah plong untuk mengungkapkan hal tersebut. Dan yang paling penting saya Legowo atas hal itu, itu merupakan pengalaman yang luar biasa serta membangun kedewasaan saya.

Inilah orang Jawa versi Pandu Prasodjo, orang jawa yang sabar, yang penuh pengertian, sensitif perasaannya akan penggunaan bahasa, dan Legowo. Jadi berbahagialah bagi anda yang memang menjadi manusia yang legowo, itu adalah karakter yang kuat dalam membangun dan melihat segala permasalah dengan lebih kritis dan pikiran yang jernih. Saya mengutip dari perkataan dosen saya, Suharsono, Ph.D., remove the cloud on your brain, careful thought, and clarity of mind.


Salam Luar Biasa,

Pandu Prasodjo