Valkyrie

Pembuka dari segala hal yang tertutup.

Hidup Bersama

Hidup akan lebih berarti apabila kita bermanfaat bagi yang lain.

Bahagia

Kebahagiaan itu sebenarnya mengikuti kemana kita pergi.

Bercahaya

Tebarkan cahaya sebanyak-banyaknya sebelum gelap datang.

Tuhan Tempat Kembali

Tiada lagi yang mampu berkehendak dan memberi, selain Tuhan Yang Maha Kuasa.

Pages

Rabu, 27 April 2011

Shuffle Dance n Keep Shuvlin'

Di tempat saya mengajar, banyak sekali peserta didik yang telah terinfeksi dengan sebuah tarian modern yang bernama "SHUFFLE DANCE". Tari ini sangat cepat berkembang diantara para remaja karena tarian ini memiliki gerakan - gerakan yang enerjik dan tempat menyalurkan kreatifitas mereka. Ini adalah salah satu video yang di upload di youtube tentang Shuffle dance. Sesungguhnya saya kebetulan melihat video ini karena salah satu peserta didik saya meentautkan video ini di Facebook. 

Kisah Seorang Anak dan Pohon Apel

Saya mendapatkan posting dari pengguna facebook dengan nick "Bahtera Kurniawan Jaya", dalam postingnya dia menuliskan tulisan yang selalu berkaitan dengan masalah-masalah yang sering dihadapi remaja. Hampir seluruh postingnya berbau motivasi untuk remaja yang mana materi yang didapatkan hampir semuanya, menurut saya, berasal dari pengalaman pribadi remaja tersebut. Pada kesempatan ini saya menuliskan kembali salah satu cerita yang mungkin dapat menggugah hati teman-teman sekalian tentang orang tua kita.

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. “Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu. “Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu. “Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.” Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang… tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.” Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih. Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. “Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon apel. “Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu. “Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?” “Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu,” kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. “Ayo bermain-main lagi deganku,” kata pohon apel. “Aku sedih,” kata anak lelaki itu. “Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?” “Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah.” Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu. Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. “Maaf anakku,” kata pohon apel itu. “Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu.” “Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu,” jawab anak lelaki itu. “Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat,” kata pohon apel. “Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab anak lelaki itu. “Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata. “Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,” kata anak lelaki. “Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.” “Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.” Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita. Sebarkan cerita ini untuk mencerahkan lebih banyak rekan. Dan,yang terpenting: cintailah orang tua kita. Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya;

dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

Senin, 11 April 2011

Seorang Ayah

Saya membaca thread dari BaksoHidup di kaskus tentang seorang ayah. Dia memaparkan ada 37 hal yang seorang ayah lakukan untuk sang anak. Tetapi saya hanya memasukkan 35 saja karena beberapa alasan. Jadi saya ingin mencatatnya dalam blog saya ini sebagai pengingat saya bahwa peran seorang ayah sangat luar biasa bagi kita, anak tercinta mereka.

  1. Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun, dan selalu membutuhkan kehadirannya.
  2. Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.
  3. Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.
  4. Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka. karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.
  5. Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kita mencarinya.
  6. Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak baik dan menyayangi. 
  7. Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup.
  8. Ayah benar-benar senang membantu seseorang, tapi ia sukar meminta bantuan.
  9. Ayah di dapur. Membuat dan memasak seperti penjelajahan ilmiah. Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu. Dan hasilnya?... .mmmmhhh..."tidak terlalu mengecewakan"
  10. Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.
  11. Ayah akan sangat senang membelikanmu makanan selepas ia pulang kerja, walaupun dia tak dapat sedikitpun bagian dari makanan itu.
  12. Ayah selalu berdoa agar kita menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat, walaupun kita jarang bahkan jarang sekali mendoakannya. 
  13. Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat. 
  14. Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya. 
  15. Ayah percaya orang harus tepat waktu. Karena itu dia selalu lebih awal menunggumu.
  16. Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang kamu butuhkan.
  17. Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau agan ingin bicara.
  18. Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar uang sekolahmu tiap semester, meskipun kamu tidak pernah memikirkannya, bagaimana ia mendapatkannya.
  19. Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu.
  20. Ayah akan berkata, "Tanyakan saja pada ibumu," ketika ia ingin berkata, "Tidak".  
  21. Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin.
  22. Ayah mengatakan, "tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan". 
  23. Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihat agan melakukan sesuatu hal yang baik persis seperti caranya. 
  24. Ayah lebih bangga pada prestasi agan, daripada prestasinya sendiri.
  25. Ayah hanya akan menyalami agan ketika pertama kali agan pergi merantau meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak akan pernah bisa melepaskannya. (kadang22 ibu kita gan yang seperti itu ) 
  26. Ayah tidak suka meneteskan air mata. Ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya, dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya (ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis).
  27. Ketika agan masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa takutmu...ketika agan mimpi akan dibunuh monster...
  28. Tapi, ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar selama hampir satu bulan .
  29. Ayah pernah berkata, "Kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkualitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. Begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu, jika kau ingin mendapatkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang Menciptakannya". 
  30. Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan, "Jadilah lebih kuat dan tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik dari ibumu, berikan yang lebih baik untuk menantu dan cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu".
  31. Dan untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan, "Jangan cengeng meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak. Laki-laki yang lebih bisa melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau gantikan posisi Ayah di hatimu".
  32. Ayah bisa membuatmu percaya diri, karena ia percaya padamu. 
  33. Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba melakukan yang terbaik .
Ayah memang sosok yang sangat luar biasa dalam kehidupan kita, oleh karena itu kita tidak boleh lupa akan jasa-jasa kedua orang tua kita yang selalu merelakan segala hal demi kita, anak mereka.

Salam Luar Biasa !!!


Pandu Prasodjo

 

Sabtu, 02 April 2011

Keluarga

Setiap manusia pastilah pernah hidup dalam ruang lingkup keluarga. Kehangatan keluarga tak dapat kita lupakan begitu saja dalam sisa hidup kita. Kadang kita sangat merindukan kasih sayang keluarga bila kita sudah tak bersama kedua orang tua kita atau kita sedang berada dalam jarak yang jauh dengan mereka. Peran keluarga, terutama kedua orangtua, memang tak akan tergantikan oleh apapun, akan tetapi rasa kebersamaan keluarga mungkin kita dapatkan dari orang lain yang mana sesungguhnya bukan siapa-siapa kita.

Hari ini saya merasakan hangatnya keluarga yang mungkin sudah sebulan ini saya tinggalkan. Saya bekerja jauh dari tempat tinggal orang tua saya akan tetapi itu bukanlah suatu halangan bagi saya untuk berkembang. Kisah ini berawal ditempat saya bekerja saya, saya mengenal sosok yang penuh pengertian dan perhatian (sudah saya tulis tentang beliau dalam artikel "Lihatlah Lebih Dekat dan Kau akan Mengerti"). Beliau seperti mengerti apa yang saya sedang alami dalam hati saya walaupun tanpa perlu saya bercerita sedikitpun. Sampai disaat saya diperkenalkan kepada putri semata wayang beliau dan suami dari beliau. Sampai suatu saat Beliau mengajak saya pergi bersama dengan keluarga beliau. Sayapun sempat ragu dan bimbang untuk bisa menyatu dalam bahasan atau universe of discourse yang mereka lontarkan dalam keluarga. Dalam perjalanan saya sempat kaku dengan kondisi saat itu, saya yakin merekapun pasti merasakan hal berbeda dengan adanya saya dalam keluarga mereka. Akan tetapi seiring makin meningkatnya frekuensi kami dalam berkomunikasi, balok es yang seolah membatasi kami, mencair sedikit demi sedikit. Mereka seakan menganggap saya adalah bagian dari keluarga mereka sendiri. Hari ini saya belajar beberapa pelajaran menarik dalam hidup dari mereka. 

Saya melihat kekompakan dalam keluarga yang mungkin sangat jarang saya temui dalam kehidupan saya sehari hari. Mereka saling bahu membahu dan melengkapi satu sama lain, entah itu mulai dari ayah, ibu, dan anak, dan pastilah meningkatkan kualitas tali kekeluargaan mereka.

Kewajiban seorang ayah yang bukan hanya sekedar menjaga dan melindungi anggota keluarga akan tetapi menjaga kehormatan mereka, menenangkan, membuat nyaman, dan membuat nyaman anggota keluarganya.

Adanya diskusi-diskusi akan hal yang mungkin sepele akan tetapi hal ini dapat meningkatkan intensitas dan pengertian satu sama lain.

Berpamitan mungkin hal yang sepele akan tetapi dengan berpamitan kepada anggota keluarga, dapat menunjukkan sebuah perhatian yang amat berarti kepada yang bersangkutan.

Tidak ada rasa gengsi dalam hubungan keluarga. Biasanya, seorang ayah ingin dihormati oleh anak-anaknya, akan tetapi dengan cara yang salah. Contohnya, sang ayah menjaga jarak dengan anak dan membuat image ayah yang gengsi untuk berbicara secara halus, penuh dengan canda, dan terkesan dingin. Saya tidak menemukan akan hal tersebut dalam keluarga Beliau. Tidak ada tudung aling-aling satu sama lain antara ayah, ibu, dan anak sehingga membuat suasana dalam keluarga menjadi terbuka dan hangat.

Itu mungkin beberapa hal yang saat ini saya ingat, mungkin nanti ada penambahan-penambahan lagi ketika saya mengingat yang lain. Karena seorang Pandu Prasodjo juga manusia yang jauh dari kesempurnaan. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan Nabinya, kesalahan adalah milik kita manusia (Bunda Dorce). Akhir kalam Wassalam.

Salam Luar Biasa !!!

Pandu Prasodjo