Valkyrie

Pembuka dari segala hal yang tertutup.

Hidup Bersama

Hidup akan lebih berarti apabila kita bermanfaat bagi yang lain.

Bahagia

Kebahagiaan itu sebenarnya mengikuti kemana kita pergi.

Bercahaya

Tebarkan cahaya sebanyak-banyaknya sebelum gelap datang.

Tuhan Tempat Kembali

Tiada lagi yang mampu berkehendak dan memberi, selain Tuhan Yang Maha Kuasa.

Pages

Rabu, 23 Mei 2018

Batam Bulan Pertama



Assalamualaikum Wr. Wb.

Amat terasa sudah satu bulan saya jauh dari keluarga di Surabaya. Ketika saya harus memulai karir di kota Batam dan meninggalkan istri dan anak - anak.

Dalam menjalani bulan pertama ini Alhamdulillah banyak diberikan kemudahan oleh Allah SWT untuk menyesuaikan diri dan memenuhi target - target yang harus diselesaikan. Dalam proses adaptasi saya di Batam relatif mudah karena secara umum kota ini lebih kurang sama dengan Surabaya. Dari segi masyarakatnya Batam, lebih terasa multi etnisnya karena kota ini banyak sekali pendatang dari berbagai daerah karena ketika kita bepergian di tempat - tempat umum akan sering mendengar dialek yang bervariasi dari berbagai daerah. Mungkin ini yang membuat saya sedikit berusaha untuk membiasakan diri saya.

Target - target yang harus saya tuntaskan di kampus Alhamdulillah dilancarkan dan dimudahkan Allah SWT karena rekan - rekan di kampus amat membantu dan kooperatif. Target untuk keluargapun Alhamdulillah juga sangat dimudahkan. Karena saya harus mencari sekolah untuk anak saya yang pertama. Butuh waktu untuk menemukan sekolah Islam yang sesuai dengan standar kami selaku orang tua dan budget yang harus dikeluarkan mengingat kami baru akan memulai hidup yang baru di kota ini. Setelah mendapatkan beberapa rekomendasi dari rekan di kampus, pengemudi Grab, dan penjual masakan Padang favorit saya. Setelah mencoba mengunjungi beberapa sekolah tersebut, jatuhlah pilihan saya ke SDIT El Yasin untuk anak pertama saya Ayesha Khairatun Khisan. Semoga pilihan ini menjadi pilihan yang tepat. Adapun target berikutnya yaitu mencari tempat tinggal akan tetapi sampai saat ini belum mendapatkannya. Semoga bisa segera menemukan rumah untuk kami tinggali di kota ini.

Wassalamualaikum

Sabtu, 28 April 2018

Salam Untuk Kota Batam - Part 2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah berkesempatan kembali untuk menulis lanjutan pengalaman perjalanan pertama saya ke Kota Batam di provinsi Kepulauan Riau. Pada kesempatan yang lalu (Part 1) saya telah menceritakan pengalaman perjalanan dari Surabaya menuju Batam, nah pada artikel ini fokus topik pembahasannya adalah hal - hal yang perlu disiapkan secara jiwa, raga, dan finansial ketika tiba di kota Batam agar meminimalkan efek culture shock atau imbas perbedaan budaya dengan tempat asal.

Karena saya berasal dari pulau Jawa khususnya Jawa Timur, ada beberapa hal yang menarik ketika saya mulai melakukan interaksi sosial di kota Batam. Berikut adalah beberapa fenomena yang saya amati (kemungkinan ada penambahan ya...) selama dua hari di kota Batam:

1. Tidak ada bahasa Jawa
Ya jelas lah ya, orang ini kota Batam yang notabene lokasinya jauh bingits dari pulau Jawa makanya tidak ada bahasa Jawa. Tapi... ternyata banyak sekali orang Jawa yang telah menetap di kota Batam bahkan sudah puluhan tahun contohnya adalah Pak Catur, beliau adalah orang pertama yang berinteraksi dengan saya. Kampung halamannya adalah Yogyakarta dan sudah menetap di Batam sejak tahun 1999.

2. Bahasa Mandarin dilingkungan sekitar
Jangan kaget ya bila hampir diberbagai tempat kamu akan mendengan orang bercakap - cakap menggunakan bahasa Mandarin. Hal ini cukup wajar mengingat banyaknya warga Tionghoa yang tinggal di kota Batam selain itu perekonomian kota ini juga sepertinya banyak digerakkan oleh warga Tionghoa. Selain itu, imbas dari negara Singapura yang menggunakan bahasa Mandarin sebagai bahasa sehari - hari juga berdampak di kota Batam. Jadi di kota Batam, bahasa Mandari dapat dibilang menjadi bahasa yang populer digunakan dalam interaksi sosial sehari - hari.

3. Dialek dan Suara bernada tinggi
Selain bahasa yang beragam, dialek serta intonasi juga cukup berbeda dibandingkan di Jawa. Apa karena saya sering bertemunya dengan orang - orang yang berasal dari Sumatera yang memiliki dialek ragam melayu dan Medan yang bernada tinggi ketika berbicara sehingga membuat saya sedikit "delay" dalam memaknai speech act yang diutarakan. Jadi siapkan telinga dan tenangkan hati ya agar lebih mudah menerima dan adaptasi dengan dialek lokal.

4. Harga makanan yang lebih mahal
Saya coba membandingkan beberapa menu yang dibeli selama dua hari ini di Batam dan di Surabaya atau umumnya di pulau Jawa. Memang sih, saya bandingkan masih masakan kaki lima dan kantin di kampus. Harganya? memang lebih mahal dibandingkan di pulau Jawa, rata - rata perbedaan harga antara keduanya kurang lebih berada di kisaran 20% ~ 40%. Untuk masakan di mall atau pusat perbelanjaan belum saya coba bandingkan dulu karena keterbatasan dana (hahay... curhat. Kalau ada donatur yang mau sumbang diterima kok).

5. Transportasi umum yang minim
Kamu akan kesulitan mencari kendaraan umum disini karena opsi transportasi umum disini adalah Trans Batam dan Ojek Online. Nah, masing - masing ada kelebihan dan keurangannya. Bila kamu pernah ke Jakarta atau Yogyakarta yang siap dengan Bus Transnya, di Batam kamu juga dapat menemuinya. Harganya murah 2000 - 4000 rupiah saja, dan jadwal yang berjarak agak jauh antara bis satu dengan lainnya, plus, ada jam malamnya bro. Bila sudah diatas pukul 19.00 akan tidak ada Trans Batam yang beroperasi lagi. Mungkin opsi transportasi umum yang lebih fleksibel adalah Ojek Online broh.

6. Fasilitas pejalan kaki belum maksimal
Nah, bagi kamu yang hobi jalan kaki, mungkin akan sedikit mengecewakan kamu deh. Kenapa? Karena jumlah trotoar masih belum merata di Batam. Trotoar atau pedestrian pavement hanya tersedia di beberapa titik saja yang menjadi pusat kegiatan banyak orang.

7. Banyak restoran Chinese Food
Kamu akan sangat mudah sekali menjumpai Chinese Food, literally, Chinese Food ya... karena banyak warga Tionghoa disini yang buka restoran lho... Dan rasanya, bervariasi sesuai dengan selera. Restoran ini umumnya berada dikawasan ruko - ruko dipinggir jalan dan rame lho. Harganya? Cukup terjangkau.

8. Mobil - mobil Built Up
Untuk yang suka mobil, disini akan menjadi tempat kamu bisa memanjakan diri. Karena banyak sekali mobil built up (impor) langsung dari negara pembuatnya. Harganya memang mahal, akan tetapi bila dibandingkan di pulau Jawa akan lebih murah. Kenapa? Karena Batam merupakan kawasan zona bebas dagang yang artinya tidak akan dikenakan pajak ketika membeli mobil. So, pasti lebih murah.

Nah, segitu dulu cerita saya tentang Batam. Semoga dapat memberikan sedikit petunjuk untuk para pembaca sekalian. Terima kasih. Wassalamualaikum.

Sabtu, 21 April 2018

Salam untuk Kota Batam - Part 1


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Hari ini saya akan berbagi sedikit pengalaman tentang pertama kalinya mengunjungi kota Batam. Kota ini terletak di provinsi Kepulauan Riau berbatasan langsung dengan selat Singapura dibagian utara sehingga secara geografis memiliki kemiripan dengan negara tetangga terdekat yaitu perputaran ekonominya yang diharapkan mampu bersaing.

Perjalanan saya ke kota Batam ini bukan untuk rekreasi atau melancong saja akan tetapi untuk merantau menggeluti dunia yang sebelumnya amat akrab yaitu mengajar. Ngomong - ngomong tentang mengajar, pada tahun 2014 hingga 2017 yang lalu saya berprofesi sebagai seorang dosen kemudian saya mencoba untuk untuk beralih profesi menjadi seorang pedagang atau bahasa kerennya pebisnis akan tetapi qodarullah tidak begitu moncer... (hahaha kurang tekun atau memang saya orangnya ndak bisaan ya... jadinya tekor terus...). Setelah mengalami beberapa kali naik turun sebagai pedagang, Allah SWT memberikan petunjuk yang membuka hati dan pikiran saya untuk benar - benar mendedikasikan pikiran, diri, dan jiwa saya sebagai seorang pendidik. Sehingga saya memutuskan untuk kembali kedalam jagad persilatan sebagai seorang dosen kembali. Alhamdulillah ditempatkanlah saya di sebuah universitas internasional di Batam walaupun sebelumnya diajarkan-Nya pelajaran yang menguatkan diri dan hati saya melalui sebuah lembaga bimbingan belajar yang saya turut serta sedikit mengembangkan.

Perjalanan menuju kota Batam saya tempuh di hari Kamis tanggal 19 April 2018 pukul 11.50 WIB menggunakan pesawat Lion Air nomor penerbangan JT 973 dari terminal 1 Bandara Udara Internasional Juanda Surabaya. Waktu tempuh antara Surabaya - Batam kurang lebih 2 jam 10 menit. Saya datang kurang lebih 1 jam lebih awal dari jadwal penerbangan kemudian ada hal lucu (dan culun mungkin...) ketika saya sudah melakukan proses check-in dan diarahkan menunggu di Gate 1. Setelah menunggu cukup lama sampai jam sudah menunjukkan pukul 11.30 belum ada saja panggilan untuk boarding dan saya masih tenang aja karena berpikiran mungkin belum dipanggil aja. Akan tetapi ada pengumuman untuk Final Call atau panggilan terakhir kepada para penumpang yang belum boarding dan nama sayalah dipanggil panggil gitu... waduh malu rasanya. Ternyata, pesawat yang saya tumpangi memiliki tujuan akhir kota Medan dan transit di Batam. Oke deh, mungkin saya kurang Aqua. Di dalam kabin pesawat saya mendapat kursi nomor 31D yang berada tepat disamping pintu darurat dibagian belakang pesawat. Ini merupakan pengalaman pertama saya duduk disamping pintu darurat dan ada hal yang menarik bagi saya yaitu pramugari titip pesan (hahay...) kepada 4 orang disekitar pintu darurat untuk bersedia membuka pintu darurat apabila terjadi kecelakaan dan pramugari tersebut tidak dapat membukakan pintu. Agak deg-degan juga, kan amanah dari orang lain. Alhamdulillah cuaca cerah saat pesawat akan lepas landas hingga sampai di Bandara Udara Internasional Hang Nadim Batam.

Sebelum mendarat dan ketika pesawat sudah mulai terbang rendah saya coba mengamati keadaan geografis disekitar kota Batam dari atas. Sepengelihatan saya adalah pulau Batam dan disekitarnya masih banyak hutan hijau yang "dipotong" untuk pengembangan akses jalan raya, perumahan, dan pertokoan. Setalah mendarat, saya keluar pesawat dan menginjakkan kaki pertama kali di Batam kesan yang tertangkap adalah cuaca yang mirip - mirip Surabaya, lembab dan sedikit terik.

Nah, kelanjutan ceritanya akan saya sambung di Salam Untuk Kota Batam - Part 2 ya...

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Kamis, 12 April 2018

Berusaha Istiqomah Menulis

Assalamualaikum Wr.wb.

Alhamdulillah hari ini saya tergerak kembali untuk meremajakan isi dari blog yang awal kali saya bangun sekitar tahun 2011. Masih jelas sekali diingatan bahwa motivasi saya kala itu untuk menulis di blog karena saya ingin mencari kesibukan ditengah pekerjaan baru saya sebagai seorang guru di SMP swasta di daerah Bintaro, Tangerang Selatan. Saat itu saya masih baru saja lulus dari pendidikan S1 saya dari Universitas Negeri Surabaya dan sangatlah awam dengan kondisi lapangan pendidikan formal di Indonesia.

Keinginan untuk menulis dan menorehkan cerita atau catatan di blog sebagai media yang dapat diakses dari mana saja. Berangkat dari keinginan itu konsep awal dari blog ini adalah menceritakan berbagai aktivitas saya tiap harinya untuk dibagikan dan mungkin menghibur para pembaca. Namun, pada prakteknya saya malah membahas topik - topik yang menurut saya (saat ini) acak sekali bahkan seperti tidak terkonsep sama sekali. Baiklah itulah proses pendewasaan saya. (Ngeles)

Setelah sekian tahun berganti, banyak sekali tahap - tahap hidup yang saya lalui semenjak itu, mulai dari menikah, mendampingi kehamilan pertama istri, kelahiran anak pertama, memandikan bayi perempuan saya, merawat hingga saat ini berusia 6 tahun, dan ada adiknya seorang laki - laki berusia 1 tahun. Dari segi pekerjaan, saya memulai dari seorang guru SMP di Bintaro kemudian berpindah ke SMP swasta di Sidoarjo, menyelesaikan pendidikan S2, kemudian berhijrah ke SD Islam terbesar di Surabaya, beberapa bulan berikutnya diangkat menjadi Dosen di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan dibawah naungan Yayasan Lembaga Pendidikan Islam di Surabaya, menjadi seorang pedagang kaos, dan saat ini menjadi staff di suatu bimbingan belajar bahasa Inggris di Surabaya selatan.

Mungkin saat menulis artikel ini, insyaAllah akan menjadi titik balik saya untuk bangkit dan menjadi hamba Allah SWT yang bertaubat dan kembali pada hakikat fungsi saya sebagai seorang manusia dan tugas yang telah diberikan kepada saya. Saya menyadari apa sebenarnya peran terbaik saya didunia ini. Saya menyadari mengkin jalan yang telah disiapkan oleh Allah SWT hingga saat ini adalah yang terbaik untuk mendewasakan serta menyiapkan saya untuk mendakwahkan agama-Nya.

Suatu saat nanti ketika saya membaca artikel saya ini lagi, saya berjanji akan menjadi manusia yang berusaha lebih baik untuk memenuhi amanah saya sebagai seorang kepala keluarga, suami, abi, dan berperan banyak dalam kehidupan bermasyarakat.

(Dok: Prosesi Seserahan pada Pernikahan Sederhana Saya)