Pages

Sabtu, 28 April 2018

Salam Untuk Kota Batam - Part 2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah berkesempatan kembali untuk menulis lanjutan pengalaman perjalanan pertama saya ke Kota Batam di provinsi Kepulauan Riau. Pada kesempatan yang lalu (Part 1) saya telah menceritakan pengalaman perjalanan dari Surabaya menuju Batam, nah pada artikel ini fokus topik pembahasannya adalah hal - hal yang perlu disiapkan secara jiwa, raga, dan finansial ketika tiba di kota Batam agar meminimalkan efek culture shock atau imbas perbedaan budaya dengan tempat asal.

Karena saya berasal dari pulau Jawa khususnya Jawa Timur, ada beberapa hal yang menarik ketika saya mulai melakukan interaksi sosial di kota Batam. Berikut adalah beberapa fenomena yang saya amati (kemungkinan ada penambahan ya...) selama dua hari di kota Batam:

1. Tidak ada bahasa Jawa
Ya jelas lah ya, orang ini kota Batam yang notabene lokasinya jauh bingits dari pulau Jawa makanya tidak ada bahasa Jawa. Tapi... ternyata banyak sekali orang Jawa yang telah menetap di kota Batam bahkan sudah puluhan tahun contohnya adalah Pak Catur, beliau adalah orang pertama yang berinteraksi dengan saya. Kampung halamannya adalah Yogyakarta dan sudah menetap di Batam sejak tahun 1999.

2. Bahasa Mandarin dilingkungan sekitar
Jangan kaget ya bila hampir diberbagai tempat kamu akan mendengan orang bercakap - cakap menggunakan bahasa Mandarin. Hal ini cukup wajar mengingat banyaknya warga Tionghoa yang tinggal di kota Batam selain itu perekonomian kota ini juga sepertinya banyak digerakkan oleh warga Tionghoa. Selain itu, imbas dari negara Singapura yang menggunakan bahasa Mandarin sebagai bahasa sehari - hari juga berdampak di kota Batam. Jadi di kota Batam, bahasa Mandari dapat dibilang menjadi bahasa yang populer digunakan dalam interaksi sosial sehari - hari.

3. Dialek dan Suara bernada tinggi
Selain bahasa yang beragam, dialek serta intonasi juga cukup berbeda dibandingkan di Jawa. Apa karena saya sering bertemunya dengan orang - orang yang berasal dari Sumatera yang memiliki dialek ragam melayu dan Medan yang bernada tinggi ketika berbicara sehingga membuat saya sedikit "delay" dalam memaknai speech act yang diutarakan. Jadi siapkan telinga dan tenangkan hati ya agar lebih mudah menerima dan adaptasi dengan dialek lokal.

4. Harga makanan yang lebih mahal
Saya coba membandingkan beberapa menu yang dibeli selama dua hari ini di Batam dan di Surabaya atau umumnya di pulau Jawa. Memang sih, saya bandingkan masih masakan kaki lima dan kantin di kampus. Harganya? memang lebih mahal dibandingkan di pulau Jawa, rata - rata perbedaan harga antara keduanya kurang lebih berada di kisaran 20% ~ 40%. Untuk masakan di mall atau pusat perbelanjaan belum saya coba bandingkan dulu karena keterbatasan dana (hahay... curhat. Kalau ada donatur yang mau sumbang diterima kok).

5. Transportasi umum yang minim
Kamu akan kesulitan mencari kendaraan umum disini karena opsi transportasi umum disini adalah Trans Batam dan Ojek Online. Nah, masing - masing ada kelebihan dan keurangannya. Bila kamu pernah ke Jakarta atau Yogyakarta yang siap dengan Bus Transnya, di Batam kamu juga dapat menemuinya. Harganya murah 2000 - 4000 rupiah saja, dan jadwal yang berjarak agak jauh antara bis satu dengan lainnya, plus, ada jam malamnya bro. Bila sudah diatas pukul 19.00 akan tidak ada Trans Batam yang beroperasi lagi. Mungkin opsi transportasi umum yang lebih fleksibel adalah Ojek Online broh.

6. Fasilitas pejalan kaki belum maksimal
Nah, bagi kamu yang hobi jalan kaki, mungkin akan sedikit mengecewakan kamu deh. Kenapa? Karena jumlah trotoar masih belum merata di Batam. Trotoar atau pedestrian pavement hanya tersedia di beberapa titik saja yang menjadi pusat kegiatan banyak orang.

7. Banyak restoran Chinese Food
Kamu akan sangat mudah sekali menjumpai Chinese Food, literally, Chinese Food ya... karena banyak warga Tionghoa disini yang buka restoran lho... Dan rasanya, bervariasi sesuai dengan selera. Restoran ini umumnya berada dikawasan ruko - ruko dipinggir jalan dan rame lho. Harganya? Cukup terjangkau.

8. Mobil - mobil Built Up
Untuk yang suka mobil, disini akan menjadi tempat kamu bisa memanjakan diri. Karena banyak sekali mobil built up (impor) langsung dari negara pembuatnya. Harganya memang mahal, akan tetapi bila dibandingkan di pulau Jawa akan lebih murah. Kenapa? Karena Batam merupakan kawasan zona bebas dagang yang artinya tidak akan dikenakan pajak ketika membeli mobil. So, pasti lebih murah.

Nah, segitu dulu cerita saya tentang Batam. Semoga dapat memberikan sedikit petunjuk untuk para pembaca sekalian. Terima kasih. Wassalamualaikum.

0 komentar:

Posting Komentar