Pages

Sabtu, 21 April 2018

Salam untuk Kota Batam - Part 1


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Hari ini saya akan berbagi sedikit pengalaman tentang pertama kalinya mengunjungi kota Batam. Kota ini terletak di provinsi Kepulauan Riau berbatasan langsung dengan selat Singapura dibagian utara sehingga secara geografis memiliki kemiripan dengan negara tetangga terdekat yaitu perputaran ekonominya yang diharapkan mampu bersaing.

Perjalanan saya ke kota Batam ini bukan untuk rekreasi atau melancong saja akan tetapi untuk merantau menggeluti dunia yang sebelumnya amat akrab yaitu mengajar. Ngomong - ngomong tentang mengajar, pada tahun 2014 hingga 2017 yang lalu saya berprofesi sebagai seorang dosen kemudian saya mencoba untuk untuk beralih profesi menjadi seorang pedagang atau bahasa kerennya pebisnis akan tetapi qodarullah tidak begitu moncer... (hahaha kurang tekun atau memang saya orangnya ndak bisaan ya... jadinya tekor terus...). Setelah mengalami beberapa kali naik turun sebagai pedagang, Allah SWT memberikan petunjuk yang membuka hati dan pikiran saya untuk benar - benar mendedikasikan pikiran, diri, dan jiwa saya sebagai seorang pendidik. Sehingga saya memutuskan untuk kembali kedalam jagad persilatan sebagai seorang dosen kembali. Alhamdulillah ditempatkanlah saya di sebuah universitas internasional di Batam walaupun sebelumnya diajarkan-Nya pelajaran yang menguatkan diri dan hati saya melalui sebuah lembaga bimbingan belajar yang saya turut serta sedikit mengembangkan.

Perjalanan menuju kota Batam saya tempuh di hari Kamis tanggal 19 April 2018 pukul 11.50 WIB menggunakan pesawat Lion Air nomor penerbangan JT 973 dari terminal 1 Bandara Udara Internasional Juanda Surabaya. Waktu tempuh antara Surabaya - Batam kurang lebih 2 jam 10 menit. Saya datang kurang lebih 1 jam lebih awal dari jadwal penerbangan kemudian ada hal lucu (dan culun mungkin...) ketika saya sudah melakukan proses check-in dan diarahkan menunggu di Gate 1. Setelah menunggu cukup lama sampai jam sudah menunjukkan pukul 11.30 belum ada saja panggilan untuk boarding dan saya masih tenang aja karena berpikiran mungkin belum dipanggil aja. Akan tetapi ada pengumuman untuk Final Call atau panggilan terakhir kepada para penumpang yang belum boarding dan nama sayalah dipanggil panggil gitu... waduh malu rasanya. Ternyata, pesawat yang saya tumpangi memiliki tujuan akhir kota Medan dan transit di Batam. Oke deh, mungkin saya kurang Aqua. Di dalam kabin pesawat saya mendapat kursi nomor 31D yang berada tepat disamping pintu darurat dibagian belakang pesawat. Ini merupakan pengalaman pertama saya duduk disamping pintu darurat dan ada hal yang menarik bagi saya yaitu pramugari titip pesan (hahay...) kepada 4 orang disekitar pintu darurat untuk bersedia membuka pintu darurat apabila terjadi kecelakaan dan pramugari tersebut tidak dapat membukakan pintu. Agak deg-degan juga, kan amanah dari orang lain. Alhamdulillah cuaca cerah saat pesawat akan lepas landas hingga sampai di Bandara Udara Internasional Hang Nadim Batam.

Sebelum mendarat dan ketika pesawat sudah mulai terbang rendah saya coba mengamati keadaan geografis disekitar kota Batam dari atas. Sepengelihatan saya adalah pulau Batam dan disekitarnya masih banyak hutan hijau yang "dipotong" untuk pengembangan akses jalan raya, perumahan, dan pertokoan. Setalah mendarat, saya keluar pesawat dan menginjakkan kaki pertama kali di Batam kesan yang tertangkap adalah cuaca yang mirip - mirip Surabaya, lembab dan sedikit terik.

Nah, kelanjutan ceritanya akan saya sambung di Salam Untuk Kota Batam - Part 2 ya...

Wassalamu'alaikum wr. wb.

0 komentar:

Posting Komentar