Pages

Sabtu, 02 April 2011

Keluarga

Setiap manusia pastilah pernah hidup dalam ruang lingkup keluarga. Kehangatan keluarga tak dapat kita lupakan begitu saja dalam sisa hidup kita. Kadang kita sangat merindukan kasih sayang keluarga bila kita sudah tak bersama kedua orang tua kita atau kita sedang berada dalam jarak yang jauh dengan mereka. Peran keluarga, terutama kedua orangtua, memang tak akan tergantikan oleh apapun, akan tetapi rasa kebersamaan keluarga mungkin kita dapatkan dari orang lain yang mana sesungguhnya bukan siapa-siapa kita.

Hari ini saya merasakan hangatnya keluarga yang mungkin sudah sebulan ini saya tinggalkan. Saya bekerja jauh dari tempat tinggal orang tua saya akan tetapi itu bukanlah suatu halangan bagi saya untuk berkembang. Kisah ini berawal ditempat saya bekerja saya, saya mengenal sosok yang penuh pengertian dan perhatian (sudah saya tulis tentang beliau dalam artikel "Lihatlah Lebih Dekat dan Kau akan Mengerti"). Beliau seperti mengerti apa yang saya sedang alami dalam hati saya walaupun tanpa perlu saya bercerita sedikitpun. Sampai disaat saya diperkenalkan kepada putri semata wayang beliau dan suami dari beliau. Sampai suatu saat Beliau mengajak saya pergi bersama dengan keluarga beliau. Sayapun sempat ragu dan bimbang untuk bisa menyatu dalam bahasan atau universe of discourse yang mereka lontarkan dalam keluarga. Dalam perjalanan saya sempat kaku dengan kondisi saat itu, saya yakin merekapun pasti merasakan hal berbeda dengan adanya saya dalam keluarga mereka. Akan tetapi seiring makin meningkatnya frekuensi kami dalam berkomunikasi, balok es yang seolah membatasi kami, mencair sedikit demi sedikit. Mereka seakan menganggap saya adalah bagian dari keluarga mereka sendiri. Hari ini saya belajar beberapa pelajaran menarik dalam hidup dari mereka. 

Saya melihat kekompakan dalam keluarga yang mungkin sangat jarang saya temui dalam kehidupan saya sehari hari. Mereka saling bahu membahu dan melengkapi satu sama lain, entah itu mulai dari ayah, ibu, dan anak, dan pastilah meningkatkan kualitas tali kekeluargaan mereka.

Kewajiban seorang ayah yang bukan hanya sekedar menjaga dan melindungi anggota keluarga akan tetapi menjaga kehormatan mereka, menenangkan, membuat nyaman, dan membuat nyaman anggota keluarganya.

Adanya diskusi-diskusi akan hal yang mungkin sepele akan tetapi hal ini dapat meningkatkan intensitas dan pengertian satu sama lain.

Berpamitan mungkin hal yang sepele akan tetapi dengan berpamitan kepada anggota keluarga, dapat menunjukkan sebuah perhatian yang amat berarti kepada yang bersangkutan.

Tidak ada rasa gengsi dalam hubungan keluarga. Biasanya, seorang ayah ingin dihormati oleh anak-anaknya, akan tetapi dengan cara yang salah. Contohnya, sang ayah menjaga jarak dengan anak dan membuat image ayah yang gengsi untuk berbicara secara halus, penuh dengan canda, dan terkesan dingin. Saya tidak menemukan akan hal tersebut dalam keluarga Beliau. Tidak ada tudung aling-aling satu sama lain antara ayah, ibu, dan anak sehingga membuat suasana dalam keluarga menjadi terbuka dan hangat.

Itu mungkin beberapa hal yang saat ini saya ingat, mungkin nanti ada penambahan-penambahan lagi ketika saya mengingat yang lain. Karena seorang Pandu Prasodjo juga manusia yang jauh dari kesempurnaan. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan Nabinya, kesalahan adalah milik kita manusia (Bunda Dorce). Akhir kalam Wassalam.

Salam Luar Biasa !!!

Pandu Prasodjo


0 komentar:

Posting Komentar