Pages

Senin, 16 Mei 2011

Minggu Pagi dan Aktivitas

Hari Minggu ini tanggal 15 Mei, saya sengaja menelpon teman saya untuk bertemu dan membicarakan sedikit urusan bisnis kecil kecilan. Kamipun sudah ada janji untuk bertemu, akan tetapi teman saya mengajukan satu syarat kepada saya untuk menemaninya berjualan di salah satu area publik yang cukup ramai dikunjungi saat hari Minggu datang. Sayapun sudah bersiap untuk berangkat pukul enam pagi dan langsung menuju tempat tujuan saya, yaitu lapak jualan teman saya.



Saat saya datang, lapaknya telah buka dan barang daganganyapun sudah tertata rapi untuk siap dijual kepada konsumen. Sayapun duduk didekat teman saya, jangan bayangkan kalau saya duduk dengan enak diatas kursi empuk dan menunggu pembeli datang, akan tetapi saya duduk diatas kantong plastik merah yang saya tempatkan diatas lantai dari tempat tersebut, ya saya sekarang adalah seorang penjual kaki lima. Beberapa menit pertama saya memang merasa tidak nyaman akan kondisi seperti ini akan tetapi saat saya melihat teman saya dengan penuh semangat menawarkan barang jualannya, saya menjadi malu pada diri saya sendiri. Inilah pelajaran pertama yang saya dapat pada hari ini, yaitu Kita sebagai manusia tidaklah perlu malu dalam mencari nafkah selama itu adalah halal. Sayapun mencoba membantu teman saya untuk menawarkan barang dagangannya, walaupun masih kaku gitu..., dengan berbesar hati dan berusaha membuang rasa malu saya jauh-jauh sayapun memanggil orang agar tertarik melihat barang dagangan teman saya.

Ada beberapa pembeli yang telah membeli barang dagangan teman saya, sambil menunggu pembeli yang lain kamipun bercerita satu sama lain. Kebetulan teman saya adalah seorang wanita dan dia masih single, sebenarnya banyak pria yang berusaha mendekatinya akan tetapi dia masih ingin menikmati masa lajangnya, sampai akhirnya saya bertanya, "Kapan nikah nih, dah ada calon blom..?", diapun menyahutinya dengan santainya bahwa dia masih ingin lajang dan fokus dengan pekerjaanya dulu, toh abahnya (ayahnya) sudah menawarkannya untuk segera menikah. Lalu sayapun tergelitik untuk bertanya, "Loh emang tipemu yang model gimana...?". Dia menjawab dengan cuek, "halah, klo punya suami itu nda perlu ganteng, kaya, atau berpendidikan terlalu tinggi, akan tetapi kata abahku laki-laki yang bisa berumah tangga yang baik itu adalah agamanya kuat, berpendidikan, dan bersungguh-sungguh dalam melakukan segala hal...". Inilah pelajaran berharga yang saya dapatkan bahwa seorang laki-laki, atau siapapun itu, harus melakukan segala hal dengan sungguh-sungguh dan ikhlas.

Sambil ngobrol, sayapun melihat sekeliling saya. Saya melihat banyak sekali orang, ada yang kaya (sangat sedikit jumlahnya), menengah (lumayan jumlahnya), dan biasa saja (lebih banyak jumlahnya) berbaur menjadi satu menikmati senam pagi bersama dan memanjakan anak mereka dengan permainan yang ada di sekitar taman ini. Saya melihat bahwa bermacam-macam orang berkumpul disini, banyak penjual-penjual yang menunggu tempatnya didatangi oleh orang yang berminat untuk membeli atau menyewa barang dagagan mereka. Sambil merenung, saya melihat mereka duduk diam berharap barang dagangan mereka dibeli atau disewa. Sambil bercanda dengan penjual lainnya mereka dengan sabar menunggu lapak mereka. Satu lagi hal yang saya dapat dipagi itu, yaitu Istiqomah atau berusaha dengan maksimal dan percaya bahwa segala sesuatunya sudah ada yang mengatur. Tuhan. Kita hanya berusaha semaksimal mungkin dan berdoa.

Salam Luar Biasa

Pandu Prasodjo


0 komentar:

Posting Komentar